Sunday, March 20, 2011

Ketika Aku Kembali Menjadi Minoritas

Kehidupan berjalan sangat luar biasa. Aku terbiasa menjadi minoritas di antara sahabat sahabatku. Di kantor pun begitu. Aku menjadi wanita minoritas. Mereka kaum mayoritas berusaha meyakinkanku bahwa aku akan lebih cantik.  Menutupi kepalaku merupakan hal yang mulia. Ketika aku pindah kerja, aku pun berada dalam lingkungan yang sama, tetap menjadi minoritas. 

Ketika akhirnya aku memutuskan untuk menutupi kepalaku, untuk melindungiku dari rasa gelisah dan ketidakberdayaan aku telah berada di tengah hiruk pikuknya kota yang tidak ku kenal.


Kepindahanku ke Kota besar sudah direncanakan sejak dulu, sebelum aku memutuskan untuk menutupi kepalaku. Perasaan tegang bercampur dengan rasa semangat menghadapi dunia baru menjalar dalam sendi sendi. Aku akan berada di kota baru, dengan diriku yang baru -insya Allah- .
Ketika biasanya aku dikelilingi wanita yang berjilbab, di Jakarta aku kembali menjadi minoritas. Aku menjadi sedikit orang yang menutup kepalanya. Mereka memandangku seperti ketika aku memandang teman-teman ku. Aku menjadi teman-temanku -bangga-. Menjadi inspirasi bagi orang lain -karena beberapa dari mereka memandangku dengan penuh kekaguman dan menyatakan ingin sepertiku tapi belum siap, seperti yang biasa aku ucapkan dulu-. Terkadang mereka mengatakan aku lebih cantik jika tidak memakai penutup kepala.
Aku kembali menjadi minoritas. Mungkin akan lebih mudah berkerudung dan tetap tinggal di lingkunganku dulu dan aku menjadi mayoritas. Tetapi hidup membawaku kembali menjadi minoritas. Aku harus bertahan sendiri dan membimbing diriku untuk terus menggunakan penutup kepala ini. Tuhan memberiku kehidupan. Tidak terbayang sedikit pun berada pada posisi ini. Hanya memohon diberi kekuatan untuk menjaga apa yang sudah  menjadi pilihan hidupku. Dan dijauhkan dari rasa terlalu bangga. Aku adalah aku, apa adanya aku. Aku mengucapkan  apa yang aku ketahui bertindak sesuai dengan apa yang kupikirkan. Kerudung ini hanya sebuah awal menuju aku yang lebih baik.

~ The world is a dangerous place to live, not because of the people who are evil, but because of the people who don’t do anything about it. ~

Dedicated To: Metto Kun (for the Drawing) and The UnUn.. Thank you all

2 comments:

Anonymous said...

low on quantity, high on quality

ulanrouge said...

Baik baik..

Mengangguk angguk....

Thanks...

^ _^