Wednesday, November 30, 2011

Sebuah Ketidaksempurnaan yang Sempurna

Sebuah rencana terjadi berdasarkan keinginan dan imajinasi juga cita cita. Ketika rencana itu sedikit demi sedikit terlaksana semakin banyak kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi. Proses menjadikan sebuah rencana menjadi rumit berdasarkan paksaan situasi. Membuat keinginan, imajinasi, dan cita cita hilang terserap ide ide  baru tak bertepi.

Sesak rasanya. ketika otak ini menjadi buntu akibat kerumitan proses. Gambaran ketidakpedulian akan apa yang sebenarnya menjadi tujuan awal. Berusaha untuk berjalan dengan perhitungan yang berada di luar nalar kemauan. Sebuah pertanyaan dengan tanda tanya besar. Apa yang terjadi? Apa yang menjadi keinginan terbesarmu? Apa yang membuatmu bahagia?

Bahagia adalah kata kuncinya. Apa yang membuatmu benar benar bahagia? Apakah sebuah kemewahan? Atau moment yang tidak terlupakan?
Apa Inti dari semua ini?

Bertemu dan berkumpul dengan orang orang yang sangat dirindukan. Tertawa bersama sahabat. Dan memberikan yang terbaik bagi orang orang tercinta tanpa beban berlebihan. Itu yang menjadi pilihanku.


~You can overcome anything. It takes having an obstacle to learn and grow~

ORLANDO BLOOM on Dyslexia.
  People Magazine

Sunday, November 27, 2011

Memulai Pagi tanpa Tapi

Dunia kembali di mulai bersamaan dengan datangnya matahari.
Kehidupan yang terhenti mengalir bersamaan desahan kemalasan.
Kerinduan akan aroma kehangatan semakin menghambat sang cahaya masuk dalam penjuru otak.
Bayangan akan rutinitas harian menarik setiap semangat.
Oh.. berikan aku waktu lima menit lagi untuk mengumpulkan nyawa yang melayang.
Tetapi waktu tak memberikan kompromi. Detiknya terus berjalan teratur.
Memaksa kaki menyeretkan tubuh yang tak ingin pergi.
Karena mimpi dan khayalan lebih indah dari dunia yang pilu.
Keindahan senyum pagi tidak menggugah kekecewaan akan hari.
Detik pun terus bergerak seiring terik sinar matahari.
Menggelitik setiap insan yang terus merajuk untuk memulai hari. 



Inspired from a friend's Status.

Tuesday, September 27, 2011

Smile

Smile tho’ your heart is aching,
Smile even tho’ it’s breaking,
When there are clouds in the sky
You’ll get by,
If you smile
thro’ your fear and sorrow,
Smile and maybe tomorrow,
You’ll see the sun come shin-ing thro’ for you
Light up your face with gladness,
Hide ev-’ry trace of sadness,
Al -’tho a tear may be ever so near,
That’s the time,
You must keep on trying,
Smile, what’s the use of crying,
You’ll find that life is still worth-while,
If you just smile,

Note:
I used this lyric as a gift to my PPL students.
Keep smiling. That’s what I try all the time.
Smile, Whatever happens. Even when you cry you have to keep smiling -even you’ll look weird hahaha- . I love to smile. It’s my way running away from the pain. There are two choices, cry or smile. You can’t cry in front of everybody, smile is all you have. Big grin, and everyone will smile back at you.
I wonder, maybe that’s why people look at me as a childish person. That’s because I act to make myself smile and people around me smile, don’t have to laugh, just smile. People see me as a happy person, no pain and trouble in my life. -perhaps- I always share my smile to everyone never share my tears cuz that’s too bad.
But sometimes, I need to share my tears too, with someone. Someone who really understands and accepts both my smile and tears. I don’t need a pity, just let me cry and wait until the pain is gone and let’s smile again together.
Like Chaplin, he is usually described as a troubled person, with no money and become the victim of circumstance and coincidence. But He maintains the attitude and demeanor of a high-class individual; as long as he acts like one he can believe that he is one, and is able to keep his hope that some day he actually will be again. So, he lives his hard life easily as if there is no trouble at all. He does what he can do right now, and nothing else.
So, he’s hiding his pain. and people always look him as a happy person, but there’s a time when he also breaks down and cries.


~The simple things in life are what make us truly happy :)~

Monday, August 8, 2011

P.S. I am Sorry


It seems easy when I think about it. But when I try to do it, stress is all I got. I don’t know why, but this kind of situations make me uncomfortable. Everyone sees it as the best chance for me. Well, if it is, I will be happy with all the obstacles. Now, what happened? I freak out every time it started and ended.


I am truly grateful with my life. I have great family that always send their love and pray. They support me in everything. I am blessed, that anywhere I go, I always find wonderful friends. People who will understand and calm me when I am stupid. But I become a fool to many times nowadays. And that’s not good for me and for other. People will get bored to hear all of my problems. I am not a drama queen.


My life is perfect with him by my side. He makes me realize that I am not alone anymore. He makes everything easy for me. He holds my hand when I am afraid. He saves me from my worries.


I love them all; I want to give them my best love. But it is hard to do when I am not happy, when I am so not enjoy the moment, when I am always desperate to reach something that frighten me. I feel exhausted even when I sleep. I am crying while I am laughing. I search for happiness by eating something I don’t even want it. I close my mind just to wish that today is going to be over soon.


Can I make people around me happy while I feel so upset? I hate myself for being a loser. I blame myself as I give up easily. But my dreams are bigger than this. My potentials are brighter than just this person who sighing every time the phone ring. I can fly higher than those luxurious life style. I want to work harder than anyone else with smile on my face. I need to be proud of myself as I finished all my challenges of the day, go to sleep and be ready to face more the next day. I need to love myself more than anything.



~If what you are doing is not moving you towards your goals, then it's moving you away from your goals~



Wednesday, May 25, 2011

Mama's Song



Mama, you taught me to do the right things. 
So, now you have to let your baby fly. 
You've given me everything that I will need. 
To make it through this crazy thing called life. 
And I know you watched me grow up, 
and only want what's best for me. 
And I think I found the answer to your prayers. 

Mama, there's no way you'll ever lose me. 
Giving me away is not goodbye. 
As you watch me walk down to my future, 
I hope tears of joy are in your eyes. 

And when I watch my baby grow up, 
I'll only want what's best for her. 
And I hope she'll find, 
the answer to my prayers. 
And that she'll say... 



 Taken from: Mama's Song by CARRIE UNDERWOOD
 

~The heart of a mother is a deep abyss at the bottom of which you will always find forgiveness~
 (French Novelist He developed the realistic novel describing French society in Comedie Humaine (1841). 1799-1850)

Thursday, May 19, 2011

My Peace, Love, and Ice Cream

Ketika matamu tertutup rapat, aku dapat merasakan kehangatan detak jantungmu. Setiap tarikan napasmu membuatku ingin menghentikan waktu. Ingin selamanya seperti ini. Tidak ada beban, hanya rasa damai merasuk dalam jiwa. Senyummu memberikan kenyamanan dan meluluhkanku. Aku tak berdaya tetapi juga merasa kuat dan berani. Karena kehadiranmu adalah sebuah keajaiban. Jawaban dari doa - doaku yang terlambat. Seandainya aku melakukannya lebih cepat, aku sudah lama berada di sisimu. 

Tuhan begitu baik padaku. Ketika aku tak berani lagi berharap, dan hanya mampu memohon. Kami dipertemukan. Dia di sana, duduk dihadapanku, membuat jantung ini meloncat kegirangan. Tuhan, akankah dia kembali esok. Dia begitu indah. Aku mohon jangan ambil dia dariku.

Tuhan begitu baik padaku. Mengirimkan  mataharinya sebagai penerang hidupku. Hari itu menjadi pagi yang sangat panjang, tetapi berakhir indah dan tak terlupakan. Rasa gelisah yang ditunjukannya membuatku melayang. Tuhan, dia adalah harapanku, penyelamatku dari duniaku yang tak menentu. 

Tuhan begitu baik padaku. Semua yang kuharapkan  menjadi nyata satu persatu. Genggamannya menjadi pegangan hidupku. Bersama kami menuju kebaikan, bersama kami mencari kebahagiaan.  Tuhan, jika dia yang terbaik untukku, lapangkanlah jalan kami. Jauhkan semua hal yang menyakitinya. Karena dia telah mengambil hati dan jiwaku.

Thank you Dear, for come into my life

Thursday, May 5, 2011

Heavenly

Dunia menjebakku begitu dalam. Aku berdiri sendiri mencoba bertahan dari segala hujaman dan hujatan rasa takut dan ketidaknyaman. Hanya kasih sayang mereka yang membuatku semakin berdiri tegak dan menantang matahari setiap hari. Berjalan sendiri menyusuri jejak langkah yang kubuat setiap hari. Aku selalu menoleh ke belakang dan melihat kehampaan yang tak terjamah. 

Kau menyentuh pundakku dengan kehangatan. Rasa nyaman merasuk ke jiwa dan membebaskan kegelisahan. Air mataku berhenti seketika dan berubah menjadi rasa hangat yang menjalar dalam hati.  Dunia berputar dalam hitungan detik. Kekuatannya menggelitik perutku. Sensasi hebat merambah dalam setiap aliran darah. 

Kau tahu, kau membuatku tak berdaya. Memberikan mimpi baru yang lebih indah. Harapan sebuah kehidupan penuh dengan rasa aman. Aku hanya sanggup berdiri dan menyerap semuanya. Menikmati semua rasa sayang yang terpancar darimu. 

Sayang, beri aku kesempatan untuk memahami semuanya. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik. Jika waktunya tiba, kau akan lihat dan rasakan sendiri apa yang menjadi penerang dalam jiwa baruku ini. 

~The most important thing in life is to learn how to give out love, and to let it come in~
 

Thursday, April 21, 2011

My Dear, You are Not Alone

 Aku melihatnya pada hari pertama mengajar di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri di belakang rumah. Kulitnya putih, wajahnya lucu menggemaskan, dan badannya lebih besar dari teman-temannya di kelas. Wali kelasnya mengatakan ini adalah tahun keduanya di kelas satu. Alasan dia tidak naik kelas adalah karena dia sama sekali tidak bisa membaca. Dengan banyaknya siswa di dalam kelas, wali kelas tidak mampu membantunya mengatasi kesulitan dalam membaca. Dan aku hanya seorang guru pembantu yang datang seminggu sekali tanpa punya pengalaman untuk menghadapi siswa dengan kekurangan. 

Tahun berikutnya, wali kelas menaikan dia ke kelas dua. Akan tetapi dia harus bertahan di kelas dua selama dua tahun. Aku bertemu lagi dengannya ketika aku diangkat menjadi wali kelas 3. Selama di kelas, aku memperhatikan perilakunya, bagaimana dia belajar, bergaul, dan berbicara. Dia bukan anak bodoh yang seperti orang lain katakan. Dia berbicara normal dengan kosakata lengkap. Bahkan melebihi kosakata teman sekelasnya karena umurnya jauh lebih tua. Dia memiliki hobi automotif. Dan ketika dia membicarakan mesin, motor, dan mobil, dia sangat menguasainya. Dia bisa menghitung dengan baik. Dia normal, kelemahannya adalah dia tidak bisa membaca. 

Aku mencoba membantunya. Tetapi dengan situasi kelas yang padat, sulit rasanya untuk fokus untuk membantu kesulitannya. Karena kelas diisi dengan berbagai karakter anak yang juga membutuhkan bantuan lainnya. Aku pun memintanya untuk datang ke rumah untuk belajar lebih intesif, tetapi dia tidak pernah datang. 3 bulan aku mengajar dan menjadi wali kelas, aku mengundurkan diri karena mendapat pekerjaan baru. Aku mendengar berita bahwa tidak lama setelah aku berhenti dia pun tidak pernah lagi kembali ke sekolah.

Hingga saat ini, rasa itu masih ada. Rasa bersalah karena tidak dapat membantunya. Tidak sedikitpun aku bisa memberikan masukan bahwa masalah yang dia alami dapat diatasi. Banyak orang yang juga memiliki kesulitan belajar dan tetap bisa menjadi manusia yang mandiri dan dapat melanjutkan sekolahnya. Beberapa ilmuwan penting dan orang ternama juga memiliki kesulitan itu dan mereka mampu menghadapi hambatan itu. Hanya saja sedikit orang yang paham bahwa kesulitan dia belajar dapat diatasi dengan terapi yang tepat. Banyak dari mereka hanya dapat pasrah dan mengatakan dia tidak mampu lagi mengikuti pelajaran di kelasnya. Bahkan tanpa terkendali orang yang dengan kejamnya menjatuhkan harga diri dan semangatnya dengan  mengatakan dia anak bodoh. 

Apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia dapat hidup mandiri dan menghargai hidupnya apapun kekurangannya. Hidupnya sangat berharga. Kehadirannya menginspirasikanku. Membuatku ingin belajar dan memahami mengapa kesulitan belajar dapat terjadi. Metode apa yang harus diterapkan untuk membantunya. Aku ingin tahu dan aku ingin membantumu juga anak-anak yang lain yang memilik masalah yang sama. Karena kamu tahu, kamu tidak sendiri, banyak anak lain memiliki kesulitan dalam belajar termasuk aku.



This is for you Asep, where ever you are, you are going to great person.

Tuesday, April 19, 2011

Morning Mist in the Twilight


Mengapa aku merasa sendiri. Begitu banyaknya orang di sekitarku. Tapi tidak kurasakan satupun kehadirannya. Aku mendengar suara tawa dari setiap sudut ruang diiringi musik yang mengalun pelan. Tidak sedikitpun memberiku ketenangan. Mereka menyebut namaku, mengagungkanku, tapi tidak seorangpun mendengarkan jeritanku. Semakin mereka mendekatiku, semakin sesak napasku. Mengapa mereka tidak membiarkan aku sendiri. Semua yang mereka ungkapan hanya basa basi. Tidak satupun dari mereka mengenalku. Mengenal siapa sebenarnya aku. 

Dan di sanalah dia berdiri. Berjalan mendekatiku dan memberikan saputangannya padaku. Aku meraihnya dan mengusapnya pada hidungku. Darah segar menyerap ke dalam kain. Siapa dia, aku tidak pernah mengenalnya. Dia berbeda dari orang-orang yang selama ini berada di sekitarku. Dia membawaku keluar dari keramaian. Memberiku kesempatan bernapas. Membiarkan paru-paruku menyerap semua elemen kesejukan malam.

Dia membuatku menghargai malam. Kegelapan yang menyelebungi dunia memberikan pemandangan menakjubkan. Bintang bersinar nakal di sekitar bulan purnama. Angin bergerak penuh misteri menggoda setiap pohon yang dilaluinya dan pergi tanpa meninggalkan jejak.

Dia menciumku. Merasakan untuk pertama kalinya aroma fajar. Menyentuh embun pagi dalam setiap helai rambutku. Kehangatan sinar matahari yang terpancar dari kulitku memberikannya kehangatan. Mengapa kau begitu indah, Yang Mulia?

Keagungan pagi tidak muncul keesokan harinya. Awan bergulung tebal, menghapus kecerahan matahari. Angin bertiup kencang menghantam semua yang menghalanginya. Suara Guntur bersautan untuk menyampaikan berita duka. Aku berlari semampuku menembus amarah hari. Mereka merenggut misteri malamku.  Dia yang menjadi teror malam bagi manusia serakah.

Di sanalah dia. Tergantung tak berdaya, tak bernyawa. Di tengah pesta kemenangan para manusia serakah yang mendapatkan kebahagiaan dari setiap tetes kerja keras orang lain.  Aku menjerit keras. Sekali ini saja kalian mendengar jeritanku. Setiap tarikan napas, kuucapkan sumpahku hingga paru-paru ku tak sanggup bekerja lagi dan jantungku berhenti berdetak.


~Each of us must expect an end of living in this world; let him who may win glory before death: for that is best at last for the departed warrior~

Friday, April 15, 2011

Eternally

Pria itu ditemukan tewas di bawah sebuah jembatan kumuh. Setelah beberapa hari tak bernyawa, barulah masyarakat menemukannya. Beberapa orang mengenalinya sebagai pengemis kumal yang selalu meminta minta di sekitar jalan menuju pasar. Hanya itu, identitasnya hanya sekedar pengemis kumal. Kematiannya disebabkan karena kelaparan. Sepertinya berhari - hari dia sudah tidak makan. Jenazahnya dibawa ke rumah sakit untuk kemudian mendapatkan perlakukan yang layak sebagai manusia. Damar yang saat itu sedang bertugas di kamar mayat rumah sakit, menerima kiriman jenazah pria itu. Ia memandikannya dan menyiapkannya untuk dimakamkan. Pakaian pria itu ia buang. Tetapi sesuatu terjatuh dari kantong bajunya. Sebuah kalung emas dengan liontin besar yang bisa dibuka. Damar membuka liontin tersebut dan menemukan foto seorang wanita muda yang sangat cantik. Damar terkejut, pria ini meninggal karena kelaparan, padahal dalam kantongnya terdapat sebuah kalung dan liontin emas, yang pasti harganya sangat mahal. Begitu berharganya liontin tersebut sehingga ia rela menderita daripada menjualnya. Damar mengantongi liontin tersebut. Setelah selesai membereskan semua pekerjaannya, ia pergi. 

Pagi itu, Damar mengunjungi pusat kota dan memasuki sebuah toko mas terbesar di sana. Ia mendekati pemilik toko yang tersembunyi di balik teralis besi sebagai perlindungannya.

'Pak, boleh lihat liontin besar itu?' pinta Damar sambil menunjuk sebuah liontin dalam kotak kaca besar.
'Maaf, liontin itu tidak kami jual. Jelas pemilik toko. Usianya di awal 50an, tetapi dengan perawakannya yang tegap, ia terlihat jauh lebih muda.
'Aku tidak berniat membelinya. Anda pikir pria seperti ini sanggup membeli emas?'
'Lalu untuk apa? Liontin itu sangat berharga, tidak hanya mahal, tetapi besar artinya bagi keluarga kami. Jadi pergilah jika kamu hanya mau main - main!' Pemilik toko berkata tegas.
'Jika sangat berharga, mengapa Anda memajangnya di tempat terbuka seperti ini?' Damar tetap ngotot.
'Sudahlah, pergilah! Sebelum aku panggil keamanan!' Bentak pemilik toko.
'OK.. ok.. akan aku jelaskan maksud sebenarnya. Lihat, aku juga memiliki liontin yang sama. Aku menemukannya pada kantong baju, jenazah yang aku mandikan kemarin. Dan aku teringat liontin di toko Anda.'
'Coba lihat! kemarikan!' Perintah pemilik toko.
'Eits. Enak saja. Sepertinya liontin dan kalung ini sangat mahal. Anda bisa saja membawanya tanpa bisa aku ambil kembali karena Anda ada di dalam.'
'Baiklah. Baiklah! Masuklah.’ Pemilik toko akhirnya menyerah.
Pemilik toko mengajak Damar memasuki ruang kantornya.
‘Duduk’ katanya. ‘Coba kamu jelaskan lagi darimana kamu mendapatkan liontin itu?’
‘Aku bekerja memandikan jenazah di rumah sakit negeri. Tadi malam ditemukan mayat pengemis di bawah jembatan dekat Pasar Kota. Dan ketika aku memandikannya, aku menemukan kalung dan liontin ini. Ketika aku mengantar kepala rumah sakit bulan lalu untuk membeli emas, aku melihat liontin yang sama di toko Anda. Makanya aku datang kemari.’
‘Coba lihat!’
Damar memberikan kalung dan liontin itu. Setelah mengamatinya, pemilik toko kemudian meletakan liontin itu di meja, dan mengambilk kotak kaca berisi liontin satunya.

‘Liontin ini peninggalan ibuku. Dia yang membangun toko emas ini hingga besar dan mewariskannya padaku setelah beliau meninggal dunia 2 tahun yang lalu. Beliau adalah wanita yang sangat bersahaja dan pekerja keras. Ayahku meninggal 10 tahun yang lalu setelah bertahun - tahun mengidap sakit parah. Ibuku merawatnya dengan sabar hingga akhir ajalnya. Aku selalu melihat liontin ini selalu tergantung di lehernya. Beberapa kali rantai kalungnya putus, dan beliau menggantinya. Tetapi tidak dengan liontinya. Pernah suatu kali, beliau kehilangan liontin ini. Berhari - hari beliau merasa panik dan mencarinya ke seluruh rumah. Hingga akhirnya kami menemukannya di dalam sebuah keranjang mainan. Anakku memainkannya dan menyimpannya di sana. Ibuku meraihnya dengan segera. Aku melihat untuk pertama kalinya bagaimana liontin itu menjadi barang yang berharga baginya. Ketika beliau meninggal, aku mengambil kalung itu, dan melihat isi liontin tersebut. Sebuah foto. Pria dan dia bukan ayahku. Lihatlah’

Damar mengamati foto itu. ‘Ini foto pria itu. Pemilik liontin yang aku bawa. Pengemis yang meninggal tadi malam.’
Pemilik toko tersenyum. ‘Akhirnya mereka dipersatukan juga. Lihatlah! Liontin saling tertarik satu sama lain. Dan nama mereka tercantu di belakangnya.’
Jadi siapa pria itu? Apa hubungannya dengan ibu Anda?’

‘Dia adalah cinta pertama ibuku. Mungkin juga satu - satunya cinta dalam hidupnya. Cinta yang membuatnya tetap bertahan hidup selama ini. Walaupun beliau merawat ayahku dan aku dengan penuh cinta, tetapi aku sering melihat matanya memandang jauh ke depan. Mencari sesuatu yang tidak pernah akan beliau temukan. Setelah beliau meninggal dunia, aku membereskan barangnya dan menemukan surat – surat ibuku. Surat yang dikirim pria itu. Pria itu terlahir dari keluarga yang sangat kaya, mungkin orang terkaya di kota ini pada saat itu. Dan dia bertemu dengan ibuku seorang guru desa yang sedang mengunjungi kakaknya yang bekerja sebagai pembantu pada keluarga itu. Pria itu sangat arogan dan keras. Perilakunya yang sombong terbentuk dari didikan keluarganya yang aristokrat. Dia dan keluarganya memandang rendah pada keluarga ibuku. Dan ketika ibuku datang, beliau melihat pria itu sedang bertindak terlalu kasar pada kakaknya sehingga mereka pun terlibat perselisihan. Sepertinya perselisihan tersebut malah menumbuhkan benih cinta pada diri mereka. Ibuku memberikan banyak pandangan baru tentang kehidupan. Keluarganya melihat kedekatan mereka dan berusaha memisahkan. Ketika suatu hari ayah pria itu melihat ibuku sedang duduk di teras mereka. Ayahnya dengan kejam menyeret ibuku ke halaman dan memukulinya. Pria itu datang dan membelanya, perkelahian pun terjadi. Ayah dan anak saling menyerang, hingga akhirnya tongkat yang digunakan untuk memukuli ibuku menusuk tepat ke lambung sang ayah. Dia telah membunuh ayahnya sendiri demi melindungi ibuku.'

‘Lalu apa yang terjadi?’
‘Pria itu masuk penjara. Ibuku dilarang menemuinya. Bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Hampir setiap hari ibuku berdiri di depan pintu penjara berharap dapat bertemu. Atau mungkin dengan berdiri di sana, beliau sudah merasa dekat. Seorang sipir penjara melihatnya setiap hari. Dan suatu hari, sipir itu mendatangi ibuku dan berkata bahwa pria itu sudah lama meninggal. Kehidupan penjara terlalu keras baginya.’

‘Tapi dia tidak meninggal. Ya dia sudah meninggal, tetapi baru terjadi tadi malam,  bukan berpuluh - puluh tahun yang lalu!’ Damar tiba - tiba menjadi emosi.
‘Iya. Kamu tahu dia tidak meninggal, aku pun sekarang tahu. Tetapi ibuku tidak. Mendengar kabar itu ibuku terguncang. Dan pria yang mendampingi ibuku pada saat itu adalah sipir itu. Ayahku.’
‘Tidak! Ow, maaf.’
‘Tidak apa, ternyata kenyataan itu memang menyakitkan ya?’
‘Bagaimana dengan keluarga pria itu? Ke mana mereka? Kita bisa menyerahkan jenazahnya pada mereka.’
‘Tanpa dua pria dalam keluarga, keluarga itu menjadi kacau balau. Bisnis emas mereka hancur tak bersisa dan juga bisnis lainnya. Ibunya meninggal setahun setelah kejadian tersebut.’
‘Ternyata nasib tidak berpihak pada mereka ya?’

‘Anak muda, kamu akan menjual berapa liontin ini. Aku akan membelinya berapapun.’
‘Tidak! Tidak. Liontin ini bukan milikku. Aku tidak berhak menjualnya atau bahkan menyimpannya.  Pria itupun sudah tidak mungkin menyimpannya. Lebih baik liontin ini di sini. Bersama pasangannya. Jika Anda tidak keberatan?’
‘Aku tidak keberatan. Tapi setidaknya biarkan aku memberikan sesuatu padamu.’
‘Hmmm.. mungkin Anda bisa memberikan pria itu pemakaman yang layak dan memberikan sebuah nama pada nisannya.’
‘Baiklah anak muda. Akan aku lakukan. Terima kasih atas semuanya. Kamu sangat baik hati. Semoga Tuhan melindungimu.’

Setahun berlalu, Damar mengunjungi makam pria itu. Dia bukan lagi seorang pengemis kumal yang tidak dikenali. Nisannya memiliki nama. Baron Danubrata pria yang dicintai, seorang ayah dan seorang kakek.

~True love stories never have endings~